Allah ﷻ menegaskan dalam firmanNya, bahwa apapun yang diutarakan oleh baginda Nabi ﷺ didasarkan kepada wahyuNya. Allah ﷻ berfirman dalam surat al Najam: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya(3)Melainkan ia adalah wahyu yang disampaikan.”

Sehingga para ulama mengajarkan, seyogyanya seorang khotib dan penceramah lebih banyak mengutip ayat al Qur’an dan hadis baginda Nabi ﷺ daripada olah retorikanya sendiri, atau minimal mengutip ucapan para alim ulama dan orang sholeh. Hal ini karena hati seorang mu’min pada dasarnya lebih tenang setelah mendengar kutipan tersebut dari kedua pusaka umat Islam tersebut, sedangkan kutipan orang soleh tiadalah keluar kecuali dari hati yang bersih, bukan sebatas lisan dan kerongkongan belaka. Ibn Arobi dalam futuhat mengatakan:

Sesungguhnya kalam di semesta ini bagi yang musyahadah wahdaniyat perbuatan(af’al) dan sifat Allah ﷻ adalah kalamNya sahaja.

Sehingga, salah satu motivasi terbaik bagi umat Islam dalam menjalani bulan Ramadhan adalah himpunan nasehat yang disampaikan oleh Nabi ﷺ dalam khutbahnya yang terkenal di jumat terakhir bulan sya’ban. Khutbah tersebut direkam dengan baik oleh sahabat Ali bin Abi thalib sebagai berikut:

Wahai umat manusia, sesungguhnya telah menyambut di hadapan kalian bulan Allah ﷻ dengan keberkahan, rahmat dan ampunan, bulan yang paling mulia di sisiNya, dan hari-harinya adalah hari yang paling sempurna, malam-malamnya adalah yang paling agung, detik-detiknya adalah tak terbandingkan.

Ia adalah bulan ketika kalian diundang ke dalam Jamuan Allah ﷻ, sedangkan kalian adalah tamuNya yang mulia, hembusan nafas kalian adalah tasbih, tidur kalian adalah ibadah, amalan kalian senantiasa diterima, dan do’a kalian senantiasa dijawab, maka mintalah apapun kepada Tuhan kalian dengan hati yang yakin, serta bersih agar ia beri kekuatan untuk berpuasa, membaca dan firmanNya. Sesungguhnya hanya orang yang celaka yang terhalang dari ampunan Allah di bulan ini.

Kemudian renungkanlah dengan rasa lapar dan haus di waktu itu akan rasa lapar dan haus di hari kiamat kelak, bersedekahlah kepada fakir dan miskin, hormatilah orang-orang tua, sayangilah anak-anak kecil, eratkanlah silaturrahmi, jagalah lisan, dan tundukkan pandangan dari hal yang tidak boleh dilihat, tutup telinga dari hal yang tidak boleh didengar, dan curahkanlah kasih sayang kepada anak-anak yatim.

Segerakanlah bertaubat serta angkatlah tanganmu untuk berdo’a di waktu-waktu sholat, karena waktu tersebut adalah paling mulia karena Allah ﷻ sedang memandang kalian dengan curahan kasih sayang kepada hamba-hambanya, menjawab munajat mereka, menyambut seruan mereka, memberikan permintaan mereka, dan mengabulkan semua do’anya.

Sesungguhnya jiwa kalian digadai oleh perbuatan kalian, maka tebuslah dengan instighfar, punggung kalian berat menanggung dosa, maka ringankanlah dengan lama bersujud. Ketahuilah! Sesungguhnya Allah ﷻ bersumpah dengan kemuliaan dzatNya, bahwa ia tidak akan menurunkan adzab kepada orang-orang yang sholat dan bersujud, tidak membuat mereka gentar dengan neraka pada hari ketiaka umat manusia berdiri di hadapan Tuhannya. Wahai manusia, barang siapa menyiapkan buka puasa bagi seorang mu’min maka hal itu menjadi sarana keselamatannya di sisi Allah ﷻ dan ampunan bagi dosa yang lampau.

Kemudian salah seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah! bagaimana jika kita tidak mampu menyiapkan buka puasa tersebut”? Nabi ﷺ menjawab: “hindarilah rasa gentar terhadap neraka walau dengan sepotong kurma, walau dengan segelas air”.

Wahai umat manusia, barang siapa baik akhlaknya pada bulan ini, maka kakinya ringan dan kokoh di atas sirotul mustaqim, barang siapa yang meringankan budaknya Allah ﷻ ringankan hisabnya. Siapa yang menahan gejolak perbuatan dosa dalam dirinya Allah ﷻ hindarkan dari amarahNya pada hari pertemuan denganNya. Siapa yang memuliakan anak yatim dimuliakan oleh Allah ﷻ. Siapa yang menyambung silaturrahmi Allah liputi ia dengan rahmatNya. Siapa yang memutus silaturrahmi Allah ﷻ putus pula dari rahmatNya.

Siapa yang sholat sunnah ia jadikan sebagai pembebas dari neraka, siapa yang mengerjakan amal wajib dilipatgandakan hingga 70 kali dari bulan lainnya. Siapa yang memperbanyak sholawat kepadaku Allah beratkan timbangannya, siapa yang membaca satu ayat al Qur’an seperti menghatamkan seluruhnya di bulan lainnya. Wahai umat manusia, pintu-pintu surga pada bulan ini terbentang, maka mintalah agar tidak tertutup untuk kalian. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mintalah agar tidak terbuka untuk kalian. Dan syetan dibelenggu, maka mintalah agar tidak menguasai kalian.

Kemudian sahabat Ali bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah amalan yang paling mulia pada bulan itu? Nabi ﷺ menjawab: Wahai ayah dari Hasan, amalan yang paling utama adalah sikap kehati-hatian(waro’) dari batasan-batasan yang diharamkan.

Demikianlah kutipan dari khutbah Nabi ﷺ yang terkenal dalam jum’at terakhir menjelang bulan Ramadhan, seyogyanya hal tersebut diketahui dan menjadi motivasi terbaik bagi setiap muslim sebagai pegangan dalam meningkatkan kualitas amal ibadah dan karakternya yang bernafaskan agama Islam.