Nerves of steel, dalam bahasa Indonesia berarti saraf baja.. Istilah ini sudah lama saya tahu,, namun penggunaannya dalam psikologi trading pertama saya temukan di film bertajuk Sherlock Holmes. Adalah tokoh Van Coon, seorang trader di Sahd Sanderson yang kehilangan 5 juta dollar di satu pagi,, mengembalikannya seminggu kemudian.. Ini kemampuan psikologis tingkat tinggi yang hanya dimiliki oleh trader dengan jam terbang tinggi,, meskipun Van Coon sendiri aslinya tidak sehebat itu menurut saya karena hanya mengandalkan strategi trading balance..

Saraf baja ini adalah kemampuan psikologis yang harus dimiliki semua pemain keuangan.. Bekerja seperti robot dengan kecerdasan artifisial adalah mimpi yang harus dicapai bagi mereka yang bertekad untuk terjun serius di bisnis ini. Saya tegaskan lagi,, robot di sini harus memiliki artificial intelligence,, cerdas namun tanpa emosi,, baik emosi senang,, sedih,, optimisme berlebihan,, pesimis,, galau,, baper dan sejenisnya..  Sebagai orang yang bertekad serius di bidang ini,, tentu saya juga melatih diri mencapai maqom mulia tersebut..
*ce ileh..

Jumat itu Pound Sterling jatuh ke titik yang sangat rendah,, lebih dari seribu pips,, liquiditas kering,, sepertinya dealer melakukan pembalasan atas aset2 mereka yang hilang selama brexit.. Berbagai teori bullshit diajukan,, celakanya, hampir seluruh portofolio saya dipertaruhkan di situ,, saya gk siap dengan skenario pengelolaan resiko,, saya kehilangan 300 USD di salah satu rekening saya,, itupun masih minus 400 USD,, liquiditas benar2 kering.. Gk usah ceramahi saya tentang pengelolaan resiko,, saya menggunakan teknik curang yang mirip dengan Van Coon,, kesalahan saya ada pada manajemen keuangan,, ada dana yang gk seharusnya di situ ketika skenario curang saya berjalan.. Juga gk usah ceramahi saya soal etika bisnis,, di belantara pasar keuangan,, anak baik seperti saya pun akan menghalalkan segala cara untuk menang,, ini dunia abu2 dimana orang bodoh harus menyingkir sebelum disingkirkan oleh orang2 cerdas nan bajingan…

300 USD berdasarkan kurs hari itu lebih dari 4 juta rupiah,, mendekati 4,5 juta.. Saya gk peduli dengan nominal,, yang saya lihat itu adalah sekian persen dari total aset portofolio yang saya kelola.. Penyakit lama kambuh lagi,, kepala saya pusing,, bukan karena baru aja kehilangan uang elektronik,, hari itu saya harus menyelesaikan tugas makalah kurang ajar plus wawancara,, tugas yang mengandalkan kemampuan interaksi sosial sederhana yang sama sekali tidak sederhana buat saya.. Plus saya udah berhayal ingin bersantai mendengarkan suara2 imut dedek2 akb48 dengan hembusan angin segar dari AC baru,, pupus semua.. Ditambah dengan job list baru untuk mengembalikan kerugian,, butuh waktu hampir 2 jam buat saya menyusun skenario.. Jadi bukan kehilangan uang yang jadi masalah saya.. Jangan salah,, hanya butuh kurang dari 2 minggu buat saya mengembalikan semuanya,, plus sedikit profit buat bersantai di restoran bintang kecil di langit yang biru *apa sih

Saya bangga dengan diri sendiri bahwa psikologi trading saya sudah cukup baik,, berbeda jauh dengan kondisi 3 tahun lalu yang kehilangan uang elektronik menghilangkan nafsu makan saya yang biasanya gk masuk akal jika melihat postur tubuh.. Pada dasarnya kontrol emosi saya udah cukup bagus,, tanya mereka yang pernah tinggal dekat dengan saya kalau gk percaya..

Namun minggu lalu ada anomali dengan kemampuan psikologis yang saya banggakan.. Saya kepikiran semalaman hanya karena pulsa 15 ribu.. Itu bukan mata uang dollar,, hanya rupiah,, dan nominalnya sangat gk penting dibanding biaya 1 rekening yang harus saya keluarkan tiap proyek,, saya malah punya 5 rekening berbeda.. Saya mengerti yang saya sayangkan bukan nominalnya,, itu adalah usaha penghematan pulsa selama sebulan yang hilang percuma,, saya marah ke ibu saya yang sedikit memaksa meminta saya mengantarkan beliau sebelum saya sempat beli pulsa dan paket baru untuk internet.. Maklum,, malam itu seluruh jaringan rekening saya lumpuh tanpa sebab,, sedangkan pulsa selalu saya beli melalui kartu kredit..

Pelajaran yang saya ambil di sini,, kontrol emosi berbeda untuk setiap kasus,, meski tentu saja sangat mempengaruhi.. Jangan terlalu cepat puas dengan kemampuan yang sudah dicapai,, terkadang orang dengan skill tingkat tinggi akan jatuh di tantangan yang sebenarnya amat mudah.. Dan jangan lupa kalau 3 permen milkita setara dengan segelas susu..

*Tulisan ini pertama dirilis di status FB, harap maklum dengan penggunaan tanda baca yang kurang tepat. Tulisan ini juga sengaja ditulis dengan nada penuh kesombongan untuk menggertak sekelompok bebek gk tau diri yang cari masalah dengan merendahkan saya ? .